Tidak ada yang melarang kita untuk mengungkapkan cinta kita, bahkan terkadang cinta itu harus dibuktikan dan ditampakkan wujud kecintaan kita dalam bentuk lahiriah kita, seperti penampilan dan sikap serta tingkah laku kita pada yang kita cintai
Nah, masalahnya cinta yang seperti apa yang kamu maksud?Apakah cinta sejati kepada Rabb dan Rasul-Nya? karena kewajiban sebagai muslim adalah mencintai Allah dan Rasul-Nya diatas kecintaan kepada apapun dan siapapun, dan itu harus dibuktikan dan ditampakkan dalam bentuk lahiriah kita dengan berpenampilan sesuai syariat dan menjaga adab dan akhlak kita.
Jika yang kamu maksud cinta atau jatuh cinta itu kepada pemenuhan syahwat, seperti pacaran dan semisalnya. Coba kita tanyakan kepada diri kita sendiri, itu cinta atau syahwat/hawa nafsu? Tanyakan kepada hatimu, karena jawabannya tergantung sejauh mana kamu imani makna cinta sejati yang jauh dari nafsu semata.
Lalu cinta seperti apa yang bisa kita nikmati?
Cinta bukanlah nafsu dan nafsu tidak ada cinta padanya, karena nafsu adalah pemenuhan syahwat semata sedangkan cinta adalah bentuk penghambaan diri dan penyerahan diri sepenuhnya kepada yang kita cintai dan itu tidak layak diberikan kepada yang bukan halal bagi kita, itulah cinta sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi begitu rumit untuk dijabarkan.
Pada saatnya segala sesuatu itu akan indah pada waktunya, tidak bisa dipaksakan dan harus dijalani. Begitu pula cinta akan tumbuh dan akan mekar pada waktunya sehingga tidak bisa dipetik semau kita, semua ada saatnya, kecintaan kita pada lawan jenis kita adalah fitrah, semua orang merasakannya, yang berbeda adalah bagaimana mereka merealisasikan kecintaan kita tersebut.
Jika memang kita tidak ingin terjerumus dalam syahwat dan hawa nafsu dengan alasan cinta maka jalan keluar paling tepat bagi kita adalah cintailah ia dengan diam, karena cinta kepada lawan jenis terungkapnya adalah saat mereka halal bagi kita, dan cinta itu terjadi setelah kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya hati itu benar-benar lemah dan mudah terbolak-balik, oleh karena itu kita dituntun untuk selalu berdoa memohon keteguhan hati agar selalu berpegang kepada ad din al islam, Yaa Muqallibal Quluub tsabbit qalbii 'alaa diinik.
Wallahu a’lam bish shawab wa baarakallahu fiikum.
kata kunci yang sama/ penghimbauan yang lain
0 Comments:
Posting Komentar